Rabu, 26 November 2014

MENGELOLA BISNIS SECARA ETIS dan BERTANGGUNG JAWAB

      Etika organisasional dimulai dari puncak. Etika adalah sesuatu yang ditangkap dan bukan dikatakan. Maksudnya, orang mengetahui standar dan nilai mereka dari mengamati apa yang dilakukan orang lain, bukan dari mendengarkan apa yang mereka katakan. Hal ini terjadi dalam bisnis dan di rumah. Kepemimpinan dan contoh dari manajer puncak yang kuat dapat membantu menanamkan nilai korporat dalam karyawannya. Mayoritas CEO yang disurvei akhir-akhir ini mengaitkan kelakuan karyawan yang tidak etis dengan kegagalan kepemimpinan organisasi dalam menetapkan standar dan kultur etis.

     Segala kepercayaan dan kooperasi antara pekerja dan manajer haruslah didasarkan pada keadilan, kejujuran, keterbukaan, dan integritas moral. Hal yang sama dapat dikatakan mengenai hubungan antara bisnis dan antara negara. Sebuah bisnis harus dikelola secara etis karena banyak alasan: untuk memelihara reputasi baik; untuk mempertahankan pelanggan yang ada; untuk menarik pelanggan baru; untuk menghindari tuntutan hukum; untuk mengurangi perputaran karyawan; untuk menghindari campur tangan pemerintah (peralihan hukum dan regulasi baru yang mengendalikan aktivitas bisnis); untuk menyenangkan pelanggan; karyawan, dan masyarakat; dan untuk melakukan hal yang benar.
     Beberapa manajer berpikir bahwa etika adalah masalah personal bahwa individu-individu ada yang mempunyai prinsip etika dan ada yang tidak. Para manajer ini merasa bahwa mereka tidak bertanggung jawab untuk kelakuan buruk individual dan bahwa etika tidak ada hubungannya dengan manajemen. Akan tetapi, semakin banyak orang yang berfikir bahwa etika sangat berhubungan denagan manajemen. Individu-individu biasanya tidak bertindak sendiri; mereka membutuhkan kerja sama implisit, atau bahkan langsung, dari orang lain untuk berperilaku tidak etis dalam sebuah korporasi.
    sebagai contoh, ketika Sears, Roebuck & Company diserbu keluhan mengenai layanan otomotifnya, manajemen Sears memperkenalkan tujuan dan insentif baru bagi karyawannya di pusat otomotifnya. Tekanan yang meningkat pada karyawan Sears untuk memenuhi kuota layanan menyebabkan mereka menjadi ceroboh dan membesar-besarkan kebutuhan pelanggan untuk melakukan perbaikan. Apakah manajernya menyatakan secara langsung, "tipulah pelanggan"? tidak, tapi pesannya bagaimanapun tetap jelas. Tujuan dan insentif tersebut menciptakan lingkungan dimana kesalahan terjadi dan manejer tidak membuat upaya untuk membetulkan kesalahan tersebut. Sears menyelesaikan tuntutan hukum yang ditundan dengan menawarkan kupon kepada pelanggan yang telah membayar perbaikan yang tidak perlu. Kerugian Sears diperkirakan sebesar $60 juta. Kelakuan buruk seperti ini tidak mencerminkan filosofi manajemen yang bermaksud untuk menipu. Akan tetapi, bagaimanapun, menunjukkan ketidakpekaan dan ketidakpedulian terhadap pertimbangan-pertimbangan etis. Dalam upaya memperbaiki ketidakpekaan ini, Sears mengganti 23.000 halaman kebijakan dan prosedur dengan sebuah buklet sederhana yang dinamakan kebebasan dan tanggung jawab, yang mendiskusikan kode kelakuan bisnis perusahaan dari pendekatan pendapat umum.

Sekian yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. kekurangan hanya milik saya dan kelebihan hanyalah milik tuhan. wassalam :)

Sumber buku      : Pengantar Bisnis
Pengarang          : Nickels - McHugh
Penerbit             : Salemba 4
Tebal Buku         : 592 Halaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar